Mahasiswa dan pers adalah roda penggerak dan menjadi alat kontrol sosial yang terjadi di suatu negara. Seperti itulah makna pentingnya pers dan mahasiswa. Dua suku kata yang bisa menjadi tonggak berdirinya demokrasi di sebuah negara. Lantas pers mahasiswa, apakah itu? Pers mahasiswa adalah kegiatan jurnalistik di kalangan kampus. Berbeda dengan dunia jurnalistik pada umumnya, pers mahasiswa biasanya diisi oleh para mahasiswa yang berpikiran kritis, peduli terhadap situasi bangsa, dan tertarik dengan dunia jurnalistik. Pers kampus ada yang dikelola birokrasi kampus. Ada pula yang dikelola unit kegiatan mahasiswa pers yang dikenal sebagai Lembaga Pers Mahasiswa (LPM). Semisal, tahun 1920-an fungsi dari pers mahasiswa tak jauh dari himpunan-himpunan mahasiswa yang membawa gerakan-gerakan untuk menciptakan nasionalisme di daerah-daerah yang sekarang dinamakan Indonesia. Sehingga pada tahun 1928, para pemuda menggagas Sumpah Pemuda. Ini adalah masa kebangkitan terhadap munculnya pers mahasiswa. Bahasan pers mahasiswa bisa lebih mendalam terhadap masalah-masalah yang terjadi di dalam kampus ataupun juga masalah-masalah yang terjadi terhadap rakyat. Bukan suatu hal yang mengherankan, saat pers pada umumnya dibrendel dan ditahan, maka saat itulah pers mahasiswa tampil menjadi pionir untuk menyampaikan aspirasi rakyat. Masih ingat bukan, saat penggulingan rezim Orde Lama dan Orde Baru, pers mahasiswa aktif menjadi alat kontrol sosial dan penggerak demokrasi yang sedang berjalan stagnan. Meski tiap generasi ada perubahan terhadap fungsi pers mahasiswa, namun tak pernah membuat tugas utama pers mahasiswa untuk menjadi alat kontrol sosial hilang. Sekarang, setelah semua kejadian-kejadian yang menimpa Indonesia dan menjadi sebuah sejarah, bagaimana pandangan pers mahasiswa ke depan? Masih mampukah pers mahasiswa menjadi alat yang independen, menjadi alat kontrol sosial yang terjadi di masyarakat? Seandainya para mahasiswa menjadi orang-orang yang hedonisme, hanya peduli masalah kuliah, nilai IPK, dan gaya hidup yang glamour, mampukah di era globalisasi ini pers mahasiswa masih menjadi tempat berkumpulnya orang-orang idealis yang mementingkan terjadinya perubahan sosial yang lebih baik dibanding sekedar urusan perut? Pers mahasiswa adalah nafas bagi tegaknya demokrasi. Upaya mencerdaskan masyarakat kampus harus senantiasa diupayakan. Pers mahasiswa mesti lahir dari sebuah independensitas, mempunyai gagasan dan pemikiran yang bebas dalam setiap permasalahan, dan mempunyai idealisme. Pers mahasiswa akan selalu berkembang seperti berkembangnya jaman. Saat jaman bergerak maka saat itulah pers mahasiswa berarah. |