Jakarta - Kementerian Pertahanan mengingatkan mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Banten akan bahaya narkoba dan radikalisme yang sangat memprihatinkan. Lewat program Bela Negara, mahasiswa baru diberi kesadaran mengenai pentingnya karakter membangun bangsa. "Bela negara adalah kewajiban semua orang, tidak hanya mahasiswa. Mahasiswa sadar bahwa dia adalah bagian dari warga negara yang memiliki kewajiban membela negara, apalagi dia menjaga dirinya dari ancaman narkoba, itu bela negara," kata Direktur Bela Negara Kementerian Pertahanan Laksamana Pertama TNI M Faisal di hadapan mahasiswa baru Untirta Banten, Kota Serang,
Menurutnya, narkoba, radikalisme, dan terorisme merupakan ancaman yang nyata. Karena itu, mahasiswa menjadi bagian yang penting untuk menjaga diri dari ancaman tersebut. Apalagi mahasiswa menjadi pemimpin masa depan yang menjadi elemen penting masa depan bangsa. "Kalau mahasiswa tidak memiliki kesadaran (Bela Negara), hancur negara kita besok," katanya.
Faisal melihat hampir 70% tingkat pengguna narkoba adalah remaja, termasuk unsur mahasiswa. Hal ini ditambah ide-ide radikalisme yang mulai memasuki dunia kampus. Mahasiswa diharapkan tidak terpengaruh ideologi-ideologi yang bertentangan dengan Pancasila. Faisal memandang pemberian materi Bela Negara ini didasari kesepakatan antara pimpinan setiap universitas dan beberapa kementerian. Kegiatan orientasi mahasiswa baru di seluruh Indonesia termasuk pembekalan mengenai materi Bela Negara. "Intinya, kegiatan ospek dibekali (materi) Bela Negara. Kemenhan kerja samanya kalau lingkup pendidikan di ospek ini," ujarnya. "Membangun lingkungan sekolah itu penting. Karena untuk membentuk karakter bangsa tidak bisa sehari. Itu harus 5 tahun selama belajar harus dibentuk karakter," katanya.
|